Sabtu, 29 November 2014

IKATAN KIMIA

IKATAN KIMIA



VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA

SILAHKAN BUKA LINK INI :  http://www.slideshare.net/FauziahHarsyah/ikatan-kimia-42153181



  • DEFINISI IKATAN KIMIA
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan
 
  • TUJUAN PEMBENTUKAN IKATAN KIMIA
          Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).
Periode
Unsur
Nomor Atom
K
L
M
N
O
P
1
He
2
2





2
Ne
10
2
8




3
Ar
18
2
8
8



4
Kr
36
2
8
18
8


5
Xe
54
2
8
18
18
8

6
Rn
86
2
8
18
32
18
8
           Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet
        Ikatan Kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil. 

PERANAN ELEKTRON PADA PEMBENTUKAN IKATAN KIMIA
1. ATURAN OKTET
        Atom-atom dikatakan stabil apabila konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi gas mulia (golongan VIII A) yang dinamakan duplet untuk konfigurasi elektron terluarnya dua atau oktet untuk konfigurasi elektron terluarnya delapan.
        Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron bersama.
2. LAMBANG LEWIS
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
  • Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
  • Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).
          Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
          Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stbil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel 1 berikut.
Unsur
No Atom
K
L
N
M
O
P
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
2
10
18
36
54
86
2
2
2
2
2
2

8
8
8
8
8


8
18
18
18



8
18
32




8
18





8
          Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.
          Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah Duplet. Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2 Elektron Valensi Beberapa Unsur
Unsur
Susunan elektron
Elektron valensi
6C
8O
12­Mg
13Al
15P
17Cl
2. 4
2.6
2.8.2
2.8.3
2.8.5
2.8.7
4
6
2
3
5
7
          Unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . unsnr – unsur yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur elektro positif . Unsur – unsur dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang demikian termasuk unsur elektronnegative

PENGECUALIAN DAN KEGAGALAN ATURAN OKTET
1). Pengecualian Aturan Oktet
a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3
b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17
c) Senyawa dengan oktet berkembang
Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).
Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5 
2). Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.
Contoh :
atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2
atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3  
Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :
1) Tidak mencapai oktet
2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )
 
          Ikatan kovalen merupakan ikatan antar atom (unsur) kimia nonlogam untuk mencapai kestabilan dengan memenuhi aturan oktet maupun duplet. Akan tetapi pada kenyataannya ada penyimpangan dari aturan ini. Contohnya seperti pada senyawa PCl5. Ketika unsur phospor direaksikan dengan klorin akan menghasilkan senyawa PCl3 dan PCl5 bergantung pada jumlah klorin yang digunakan bereaksi. Melihat konfigurasinya, atom phospor memiliki elektron valensi 5 dan cenderung menerima 3 elektron untuk mencapai kestabilan. Untuk senyawa PCl3 memenuhi kaidah oktet, akan tetapi untuk PCl5 menyimpang. Untuk setip atom klorin telah memiliki 8 elektron tetapi atom Phospor total mempunyai 10 elektron.