HUT GURU KE 68
Tempat berbagi dan berbagi ilmu yang tidak mengenal batas serta jarak. Kumpulan tugas, karya serta bahan ajar.
Minggu, 07 Desember 2014
Sabtu, 29 November 2014
IKATAN KIMIA
IKATAN
KIMIA
VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
SILAHKAN BUKA LINK INI : http://www.slideshare.net/FauziahHarsyah/ikatan-kimia-42153181
- DEFINISI IKATAN KIMIA
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar
molekul dengan cara sebagai berikut :
a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom
yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal
dari masing-masing atom yang berikatan
c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal
dari salah 1 atom yang berikatan
- TUJUAN PEMBENTUKAN IKATAN KIMIA
Tujuan
pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi
dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan
kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau
golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia;
atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet,
yaitu atom Helium).
Periode
|
Unsur
|
Nomor Atom
|
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
1
|
He
|
2
|
2
|
|||||
2
|
Ne
|
10
|
2
|
8
|
||||
3
|
Ar
|
18
|
2
|
8
|
8
|
|||
4
|
Kr
|
36
|
2
|
8
|
18
|
8
|
||
5
|
Xe
|
54
|
2
|
8
|
18
|
18
|
8
|
|
6
|
Rn
|
86
|
2
|
8
|
18
|
32
|
18
|
8
|
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan
konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet
Ikatan Kimia
adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung
membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih
stabil.
PERANAN ELEKTRON PADA PEMBENTUKAN IKATAN
KIMIA
1. ATURAN OKTET
Atom-atom
dikatakan stabil apabila konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi gas
mulia (golongan VIII A) yang dinamakan duplet untuk konfigurasi elektron
terluarnya dua atau oktet untuk konfigurasi elektron terluarnya delapan.
Untuk mencapai
keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi
elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti
gas mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan
elektron bersama.
2. LAMBANG LEWIS
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron
valensinya.
- Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
- Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).
Berdasarkan
perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka
ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
Antara
dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk
molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun
gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang
dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung
membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stbil yaitu struktur
elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel 1 berikut.
Unsur
|
No Atom
|
K
|
L
|
N
|
M
|
O
|
P
|
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
|
2
10
18
36
54
86
|
2
2
2
2
2
2
|
8
8
8
8
8
|
8
18
18
18
|
8
18
32
|
8
18
|
8
|
Walter Kossel
dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan
bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah
sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan
susunan gas mulia. Kecenderungan
atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8
elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.
Sementara
itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai dengan boron
cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah
Duplet. Elektron
yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau
elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain. Contoh
elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2
Elektron Valensi Beberapa Unsur
Unsur
|
Susunan elektron
|
Elektron valensi
|
6C
8O
12Mg
13Al
15P
17Cl
|
2. 4
2.6
2.8.2
2.8.3
2.8.5
2.8.7
|
4
6
2
3
5
7
|
Unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai kestabilan
cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . unsnr
– unsur yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur
elektro positif . Unsur –
unsur dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap
elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang demikian termasuk unsur elektronnegative.
PENGECUALIAN DAN KEGAGALAN ATURAN OKTET
1). Pengecualian Aturan
Oktet
a) Senyawa yang tidak
mencapai aturan oktet
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B
dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3
b) Senyawa dengan jumlah
elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron
valensi (5 + 6 + 6) = 17
c) Senyawa dengan oktet
berkembang
Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar
(karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).
Contohnya : PCl5, SF6, ClF3,
IF7 dan SbCl5
2). Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari
unsur transisi maupun post transisi.
Contoh :
atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya
lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2
atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya
lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3
Penyimpangan dari Aturan
Oktet dapat berupa :
1) Tidak mencapai oktet
2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )
Ikatan
kovalen merupakan ikatan antar atom (unsur) kimia nonlogam untuk mencapai
kestabilan dengan memenuhi aturan oktet maupun duplet. Akan tetapi pada
kenyataannya ada penyimpangan dari aturan ini. Contohnya seperti pada senyawa
PCl5. Ketika unsur phospor direaksikan dengan klorin akan
menghasilkan senyawa PCl3 dan PCl5 bergantung pada jumlah
klorin yang digunakan bereaksi. Melihat konfigurasinya, atom phospor memiliki
elektron valensi 5 dan cenderung menerima 3 elektron untuk mencapai kestabilan.
Untuk senyawa PCl3 memenuhi kaidah oktet, akan tetapi untuk PCl5
menyimpang. Untuk setip atom klorin telah memiliki 8 elektron tetapi atom
Phospor total mempunyai 10 elektron.
Langganan:
Postingan (Atom)